Padang, Pikiranrakyatnews.com--
Seni Randai semakin digali dan dilestarikan oleh Taman Budaya Sumbar melalui pagelaran Kelompok Randai Faedar City di aula RRI baru-baru ini. Kegiatan tersebut disambut antusias oleh masyarakat Sumbar, terutama pencinta seni randai tersebut.
Kepala UPT Taman Budaya, Muasri saat pagelaran kepada wartawan mengatakan, kegiatan untuk semakin meningkatkan eksistensi randai di tengah gempuran budaya luar. Targetnya, tentu para generasi muda untuk lebih mengenal budaya daerah sebagai jati diri bangsa.
Muasri menjelaskan, randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu.
Pada umumnya, satu kelompok randai akan diisi oleh 14 hingga 25 orang. Anggota randai biasanya disebut dengan anak randai dan berasal dari kalangan pengrajin, pedagang atau pun petani di daerah setempat.
Dikatakan, pada zaman dulu, randai menjadi salah satu sarana untuk membantu komunikasi pesan penting untuk masyarakat dan penduduk Minangkabau setempat. Randai sendiri berasal dari sebuah kata yaitu merandai/malinka yang mempunyai arti membentuk lingkaran. Makna lain dari kata randai adalah berandai yang artinya berkeinginan, bertutur dengan menggunakan kalimat-kalimat kiasan atau kata-kata yang samar.
Pada masanya semua pameran dalam teater randai adalah laki-laki. Bila ada tokoh perempuan dalam cerita, maka akan dimainkan oleh laki-laki. Pemeran tokoh wanita dipilih menurut bentuk fisik. Pemeran tokoh wanita haruslah terlihat cantik ketika memerankan tokoh tersebut. Laki-laki yang memerankan tokoh wanita bukanlah waria, pada saat berdialogpun tidak merubah suaranya menjadi suara perempuan, tapi kostum dan riasnya adalah perempuan. Pemeran tokoh perempuan biasanya menjadi primadona dalam pertunjukan randai, namun pada perkembangannya Randai dapat dimainkan oleh segala kalangan.
Menurut Muasri terdapat beberapa unsur dalam kesenian randai tersebut yang dimulai dari unsur tari berfungsi sebagai pelengkap nyanyian yang didendangkan gerak-geriknya selaras dengan alunan bunyi. Gerak tarinya diambil dari gerakan seni beladiri silat silat atau bisa disebut dengan silek di daerah Minangkabau.
Lalu, unsur dendang dinyanyikan dalam beberapa adegan untuk menyambung cerita yang terpotong. Dendang berfungsi sebagai pengatur cerita dan untuk menyambung cerita yang terpotong. Unsur seni suara dibawakan dalam setiap adegan dalam randai yang dimainkan dengan beberapa orang lakon yaitu 12 sampai 20 orang.
Selanjutnya, terdapat unsur sastra berupa cerita yang dibawakan dalam randai, bersumber dari kaba atau cerita rakyat Minangkabau dan disampaikan dalam bahasa Minangkabau. Cerita dalam pertunjukan randai memegang peranan penting karena cerita merupakan inti pertunjukan, sehingga unsur-unsur lain dalam pertunjukan randai menyesuaikan dengan jalan cerita yang ada. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan janang.PR-01
No comments:
Post a Comment