Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Asasriwarni, MH, Muhasabah Pilihan Terbaik Pada Malam Pergantian Tahun Baru - Pikiran Rakyat News

Breaking

Friday, December 27, 2024

Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang, Prof. Dr. Asasriwarni, MH, Muhasabah Pilihan Terbaik Pada Malam Pergantian Tahun Baru

Prof. Dr. Asasriwarni, MH

PADANG

Tinggal hitungan hari tahun 2024 berakhir dan  disambut tahun baru 2025. Banyak masyarakat merayakan malam pergantian tahun baru tersebut. 


Bagaimana pandangan dalam ajaran Islam peringatan malam tahun baru itu, apakah boleh masyarakat Muslim memeriahkannya. Bila boleh, seperti apa harus dilakukan dan kegiatan apa sebaiknya dikerjakan.


Berikut wartawan Singgalang J.e Syawaldi melakukan wawancara khusus dengan guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang yang juga Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sumbar, serta pengurus MUI Pusat, Prof. Dr. Asasriwarni.


Bagaimana pandangan ada selaku pakar hukum Islam tentang memperingati pergantian malam tahun baru?

Pergantian malam tahun baru memang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya dengan merayakan melakukan berbagai aktivitas. Banyak merayakan dengan memakai terompet, kembang api dan lilin. Jelas, itu dalam syariat Islam tak boleh karena mengikuti tradisi Yahudi, Nasrani dan Majuzi. Beberapa ulama memiliki pandangan berbeda terkait perayaan tersebut, dengan sebagian menganggapnya tidak diperbolehkan, sementara lainnya memberikan penjelasan dengan pendekatan yang lebih kontekstual. Sebagian besar ulama berpendapat bahwa merayakan Tahun Baru Masehi bertentangan dengan ajaran Islam, karena merupakan tradisi non-Islam yang tidak berlandaskan syariat. Oleh karena itu, banyak yang menganggap perayaan tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama.


Lalu?

Namun, menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), tidak ada larangan untuk merayakan Tahun Baru Masehi atau mengucapkan selamat tahun baru. MUI mengimbau agar perayaan tersebut dilakukan dengan sederhana dan tidak berlebihan, serta tidak mengganggu ketenangan orang lain. Jadi, artinya dibolehkan namun bersikap sederhana saja memperingati tanpa terompet, lilin dan kembang api.

Berdasarkan kajian dari berbagai literatur, diperoleh keterangan bahwa merayakan tahun baru diperbolehkan selama tidak disertai dengan perbuatan maksiat, seperti kerusuhan, balap liar, tawuran, pacaran, dan sebagainya. Pendapat ini sejalan dengan pernyataan Guru Besar Al-Azhar Asy-Syarif dan Mufti Agung Mesir, Syekh Athiyyah Shaqr (wafat 2006 M) yang tertuang dalam kompilasi fatwa ulama Al-Azhar.


Seperti apa pandangan guru besar Al-Azhar Asy-Syarif dan Mufti Agung Mesir, Syekh Athiyyah Shaqr itu?

Menurut pandangan mereka, peringatan tahun baru merupakan bagian dari pada tradisi, yang tidak terdapat korelasinya dengan agama, sehingga tidak bisa dikategorikan sebagai sesuatu yang disyariatkan ataupun disunahkan. Kendati demikian, juga tidak berseberangan dengan dasar-dasar agama. Sebab yang justru mengkhawatirkan ialah timbulnya keyakinan terhadap disyariatkannya sesuatu yang tidak disyariatkan. Berdasarkan pandangan itu, perayaan tahun baru dalam perspektif Islam termasuk dalam kategori adat atau tradisi yang tidak berkaitan langsung dengan ajaran agama. Oleh karena itu, seorang Muslim diperbolehkan merayakan pergantian tahun baru, asalkan tidak disertai dengan perbuatan maksiat. Namun demikian, sebaiknya kita selaku muslim memaknai pergantian tahun baru ini sebagai momen untuk melakukan evaluasi diri, agar dapat lebih maksimal dalam beribadah di masa depan dengan penuh rasa syukur.


Buat umat muslim, apa sebaiknya dilakukan pada malam pergantian tahun baru tersebut?

Pergantian malam tahun baru tersebut buat umat Islam sebaiknya melakukan muhasabah. Muhasabah itu proses introspeksi diri atau koreksi terhadap perbuatan, sikap, dan pikiran yang dilakukan. Dalam Islam, muhasabah merupakan salah satu perbuatan yang dianjurkan dan bahkan perlu dijadikan kewajiban. Mari jadikan momen pergantian tahun ini sebagai sarana introspeksi diri, sudahkah kita menjalani hidup ini dengan baik, sesuai tuntutan agama, dan menghindari semua yang dilarang Allah SWT. Sudahkah kita memperbanyak amal ibadah, karena kehidupan sesungguhnya adalah di akhirat kelak.


Supaya muhasabah itu bisa berjalan dengan maksimal di seluruh Sumbar khususnya, apa yang harus dilakukan?

Sebaiknya, Gubernur, bupati/walikota membuat kebijakan dengan mencanangkan muhasabah pada malam pergantian tahun baru untuk para pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum. Dengan mengeluarkan kebijakan tersebut, maka akan mencegah anak- anak kita atau remaja keluar rumah merayakan malam tahun baru tersebut.Pergantian tahun akan lebih bermakna dengan mengevaluasi diri dari segala kesalahan yang pernah diperbuat dan memperbaikinya. Selain itu, menyiapkan langkah-langkah untuk meningkatkan pencapaian atau prestasi yang telah berhasil ditorehkan.


Tuntunan Rasullullah seperti apa dalam memperingati pergantian malam tahun baru tersebut?

Sejak 14 abad yang lalu, Rasullullah telah memberikan tuntunan dan arahan bagaimana seharusnya kita mensikapi pergantian tahun.  Ada 3 hal yang sebaiknya kita lakukan sebagai seorang muslim dalam menghadapi akhir dan awal tahun atau malam pergantian tahun.


1. MUROJA’AH / EVALUASI DIRI


Kita evaluasi diri kita, apa saja yang telah kita perbuat ? Sudahkah kita berusaha menjadi manusia seutuhnya sebagai hamba Allah? Sudahkah apa yang telah kita kerjakan “bermanfaat” buat diri, keluarga, dan masyarakat? Ataukah kita hanya mementingkan diri sendiri tanpa peduli terhadap keadaan lingkungan kita? 


2. MUHASABAH / INTROSPEKSI DIRI 


Orang yang cerdas ialah yang menghisab dirinya dan berbuat untuk kepentingan sesudah mati, sedangkan orang yang lemah ialah orang yang membiarkan dirinya mengikuti hawa nafsunya. Sudahkah kita pikirkan bawa bekal apa kita untuk kehidupan sesudah mati nanti.Maka sewajarnyalah bila kita mengakhiri tahun yang lama dan menyongsong tahun yang baru dengan evaluasi-introspeksi diri-merenung, menyesali dosa-dosa kita, dan bertaubat kepada Allah. 


3. MUROQOBAH ( MAWAS DIRI ) PROGRAM PERBAIKAN DIRI DALAM RANGKA MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH SWT


Setelah evaluasi & introspeksi diri, mari kita mawas diri kepada Allah SWT dengan melepaskan diri dari hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari hubungan kepada Allah SWT agar hati dan diri semakin mendekat kepada Allah SWT.

Setiap kita hendaknya memiliki program hidup ke depan untuk perbaikan kualitas diri menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi.


Selama tahun 2024, bagaimana pembangunan keagamaan menurut Anda?

Pembangunan keagamaan secara daerah dan nasional cukup baik dilakukan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Itu bisa dilihat dari program kegiatan keagamaan yang digelar dari tingkat daerah hingga Nasional seperti MTQ. Kemudian, bantuan sarana prasarana untuk sekolah keagamaan dibawah Kemenang dan pondok pesantren. Begitu juga dalam bentuk pelatihan dan pembinaan keagamaan. Tentu pada tahun 2025 kita berharap akan lebih baik lagi. Kita yakin, di tangan presiden pak Prabowo beliau komit memberikan perhatian pada kegiatan keagamaan.


Baru - baru ini digelar Mukernas IV MUI Pusat. Apa hasil Mukernas tersebut?

Musyawarah Kerja Nasional IV Majelis Ulama Indonesia Tahun 2024 yang berlangsung pada 15-17 Jumadil Akhir 1446/17-19 Desember 2024 M di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta. Setelah bermusyawarah secara mendalam dan penuh pertimbangan, menyampaikan beberapa pesan amanat kepada kepada pimpinan nasional yaitu Presiden dan Wakil Persiden pimpinan MPR, DPR dan DPD para menteri Kabinet Merah Putih pada Kepala Badan setingkat menteri dan para pejabat tinggi setingkat menteri serta pemimpin daerah yaitu kepala daerah dan wakil kepala daerah 


Apa hasilnya?

1. MUI menyambut baik Asta Cita yang menjadi delapan Misi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam mewujudkan Visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045, serta mengharapkan delapan misi tersebut dapat dilaksanakan secara istiqamah (konsisten) sistimatis dan berkelanjutan dari tingkat pusat daerah secara merata.


2.MUI mengingatkan kepada para pemimpin nasional dan pemimpin daerah bahwa jabatan yang diemban merupakan amanah dari rakyat sehingga harus dijalankan sebaik baiknya dengan menerapkan sifat pemimpin shidiq (jujur), amanah (menjalankan dan menjaga kepercayaan), tabligh (menyampaikan kebenaran dan berani mengungkap kebatilan) dan fathanah (cerdas).


2. MUI mendorong parat pemimpin nasional dan daerah untuk makin dekat kepada rakyat mendengarkan dan menyerap aspirasi dan kebutuhan rakyat serta menjadikannya sebagai acuan utama dan kebijakan dan keputusan yang dibuatnya.


3. MUI menyerukan para pemimpin nasional dan daerah utk secara istiqamah (konsisten) dan tidak berobah dan menyimpang komitmen dan janji-janji sejak kampanye dari awal menjabat sampai berakhirnya masa jabatan.


4. MUI mengharapkan semua pemimpin nasional dan daerah menjadi aktor utama, pemberi teladan, penggerak utama dalam memperkokoh dan mengamalkan ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia sesuai tupoksinya masing-masing sekaligus mencegah terjadi pengabaian dan menindak terhadap aparat penyelenggara negara yang melakukan penyimpangan.


5.MUI mendorong agar Presiden memimpin langsung pemberantasan korupsi mengingat negara kita telah berada status darurat korupsi dan prilaku korupsi yang makin merajalela. Presiden hendaknya juga memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK,) dan mengembalikannya menjadi Komisi Pemberantasan Korupsi independen dan bukan menjadi bagian dari kekuasaan eksekutif.


6. MUI mendorong Pemerintah, DPR Partai Politik dan berbagai pemangku kepentingan untuk serius menindak lanjuti ajakan Presiden mengkaji ulang sistem pemilihan umum secara langsung untuk Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang banyak mendatangkan berbagai kemudaratan dan dampak negatif. Antara lain terjadinya pemborosan karena membutuhkan biaya dan ongkos yang sangat mahal dan maraknya money politics Sistem Pilkada oleh DPRD (baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota) perlu dipertimbangkan secara serius oleh semua pihak sebagai alternatif untuk diterapkan dalam pilkada pada masa yang akan datang.


7. MUI mendukung Program Makan siang Bergizi sebagai bagian penting membentuk generasi muda yang sehat. Program ini hendaknya dijalankan dengan melibatkan sebanyak mungkin organisasi dan lembaga masyarakat termasuk pesantren serta sekolah dan madrasah, termasuk santri yang sedang belajar dipondok pondok pesantren.


8.MUI mengingatkan hakikat bangsa merdeka sebagaimana pidato Presiden Prabowo saat pelantikan di MPR bangsa yang merdeka adalah bangsa dimana rakyatnya merdeka bebas dari ketakutan bebas dari kemiskinan, bebas dari kelaparan bebas dari kebodohan bebas dari penindasan bebas dari penderitaan sehingga menjadi agenda wajib diwujudkan.


9. MUI siap bekerjasama dalam mewujudkan Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah melalui penguatan lembaga keuangan syariah memperluas ekosistem usaha syariah pendidikan dan penelitian,serta optimalisasi pemanfaatan dana sosial (infak, sadaqah dan zakat) berpondasikan Ekonomi Pancasila yang perinsip pertanyaannya dalam dokumen Asta Cita adalah ekonomi yang religius bersama empat perinsip lainnya menjunjung tinggi kemanusiaan berpihak kepentingan nasional kemanusiaan kerakyatan dan berkeadilan sosial.


10. MUI mendorong pemerintah untuk menarik kembali/mencabut status program Strategis Nasional (PSN) dan Pantai Indah Kapuk (PIK 2) karena banyak mendatangkan kemudharatan bagi masyarakat dan tidak sesuai dg peraturan perundang-undangan.


11.MUI mendukung sikap Presiden Prabowo Subianto yang terus membela dan memperjuangan kemerdekaan Bangsa Plestina. Untuk itu MUI mendorong agar Indonesia memainkan peran diplomatik global dalam rangka menghentikan segala bentuk penjajahan dan mewujudkan perdamaian dunia serta berdirinya Negara Palestina merdeka memperkuat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan melindungi masyarakat Indonesia dari Pengaruh Zionisme Israel dan memperkuat dukungan dan bantuan kemanusiaan kepada bangsa Palestina.






















No comments:

Post a Comment

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS