Harlah NU 102 Tahun Kawal Aqidah Ahlusunnah Wal Jamaah, Berkontribusi Pembangunan Bangsa - Pikiran Rakyat News

Breaking

Monday, January 20, 2025

Harlah NU 102 Tahun Kawal Aqidah Ahlusunnah Wal Jamaah, Berkontribusi Pembangunan Bangsa


A'wan Pengusus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) pusat, H. Prof. Asasriwarni

Padang, pikiranrakyatnews
Ormas Islam Nahdatul Ulama (NU) sudah 102 tahun mengawal aqidah ahlusunnah wal jamaah an-nahdliyah bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia bertepatan Hari Lahir (Harlah) pada 16 Rajab 1446 H, atau yang bertepatan dengan tanggal 16 Januari 2025.

Eksistensi dan kontribusi NU pun dalam pembangunan dari daerah hingga Nasional pun sudah dibuktikan di Indonesia.


Hal itu ditegaskan A'wan Pengusus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) pusat, H. Prof. Asasriwarni menjawab wartawan di Padang baru - baru ini. Tema Harlah "Bekerja Bersama Umat untuk Indonesia Maslahat",


Tema tersebut menegaskan dan memperkuat komitmen prinsip utama NU, yakni Tawassuth (moderat), Tawazzun (seimbang), I'tidal (adil) dan Tasamuh (toleran) di tengah-tengah gelombang globalisasi, modernisasi, liberalisasi yang telah mereduksi dan mengerus akar, tradisi dan budaya masyarakat.


Disebutkannya, NU yang sejak awal pembentukannya yakni 16 Rajab 1344 H sampai dengan saat ini terus berkomitmen menjaga dan mengawal NKRI adalah pengejawantahan dari prinsip dasar dan nilai NU, yakni cinta tanah air bagian dari iman.


Lebih jauh disebutkan, dinamika perjalanan dan perjuangan NU baik dalam adil merebut kemerdekaan sampai dengan mengisi era kemerdekaan dalam silih berganti orde kekuasaan di Indonesia  tentunya sangat diwarnai dengan beragam polemik pro-kontra bahkan termasuk pergesekan dengan kelompok-kelompok lain. Sebut saja gesekan antara NU vs PKI pada periode tahun 1940-an sampai dengan 1960-an. 


Dikatakan, peringatan Harlah ke-102 sekaligus menyegarkan kembali khidmah yang telah menjadi visi bersama para pendiri NU, yang selalu dijaga, dirawat, dilestarikan dan diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya hingga saat ini. NU tetap eksis dalam khasanah kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara bagaimanapun karena khidmah dan bakti NU diberikan kepada umat dan bangsa Indonesia.


"Harus diakui, besarnya gerakan NU adalah kumpulan dari serpihan dan gerakan-gerakan kecil yang bersifat lokalistik dari harokah yang dilakukan oleh para muharik (pengerak) NU.Khususnya di level yang paling bawah, yakni Ranting dan Anak Ranting NU," ujar H. Prof. Asasriwarni.


Mantan Rois Syuriah dan Mustakhsyar DPW NU Sumbar tersebut juga menambahkan, 

NU didirikan sebagai wadah untuk mempersatukan para santri, dan pesantren-pesantren menjadi pusat pendidikan agama dan sosial.PR-05





 




No comments:

Post a Comment

SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS