Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat, Sugeng Arianto menjelaskan kepada wartawan saat merilis Berita Resmi Statistik Sumbar, Kamis (02/01/2024). |
Padang, Pikiranrakyatnews
Sumatera Barat alami inflasi 0,35 persen pada Desember 2024 yang mengalami peningkatan dibandingkan November 2024 sebesar 0,27 persen.
Hal itu ditegaskan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat, Sugeng Arianto kepada wartawan saat merilis Berita Resmi Statistik Sumbar, Kamis (02/01/2024).
Dengan begitu, inflasi Sumatra Barat naik sebesar 0,08 persen month to month.
Disebutkannya, secara year to date, angka inflasi Sumbar berada pada 0,89 persen
Sugeng mengungkapkan, secara tahunan, inflasi Sumatra Barat berada pada angka 0,89 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada pada angka 106,90.
"Inflasi di Sumbar ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran," katanya.
Sugeng mengatakan, inflasi terjadi pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,87 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,15 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen.
"Selain itu, kelompok kesehatan sebesar 2,79 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,31 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,73 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,39 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,49 persen," katanya.
Meskipun beberapa kelompok terjadi inflasi, menurut Sugeng juga terjadi deflasi di beberapa kelompok makanan dan minuman.
"Kelompok makanan, minuman, dan tembakau terjadi deflasi sebesar 0,09 persen, kelompok transportasi sebesar 0,11 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen," katanya.
Menurutnya, deflasi yang terjadi itu karena sudah semakin berkurangnya masyarakat yang membelanjakan uangnya untuk kelompok tersebut. Sugeng mengatakan, inflasi terbesar selama Desember 2024 terjadi di Kota Bukittinggi sebesar 1,68 persen.
"Sementara untuk daerah dengan inflasi terendah di Sumbar adalah Kabupaten Pasaman Barat sebesar 0,37 persen," katanya.
Secara tahunan, inflasi Sumatra Barat berada pada angka 0,89 persen dengan kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran.
Terdapat deflasi pada kelompok makanan, minuman, transportasi, dan informasi di beberapa daerah di Sumatra Barat.
Dijelaskan, secara inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,87 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,15 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen, kelompok kesehatan sebesar 2,79 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,31 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,73 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,39 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,49 persen.
Sementara itu, kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,09 persen, kelompok transportasi sebesar 0,11 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen.
Untuk Nilai Tukar Petani (NTP) Desember 2024 sebesar 132,16 atau naik 2,17 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Peningkatan NTP dikarenakan peningkatan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 2,75 persen, lebih besar dibandingkan peningkatan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,57 persen.
Pada Desember 2024 NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 102,96 untuk subsektor tanaman pangan (NTPP), 134,81 untuk subsektor hortikultura (NTPH), 174,74 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), 108,27 untuk subsektor peternakan (NTPT), dan 94,56 untuk subsektor perikanan (NTPN).
Subsektor perikanan terbagi menjadi dua, yaitu subsektor perikanan tangkap dan perikanan budidaya dengan NTP masing-masing sebesar 97,74 dan 92,14.
"Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 2,57 persen dari Rp7.454,91 per kg (November 2024) menjadi Rp7.263,41 per kg Desember 2024,"tambahannya.
Tak hanya itu, pada November 2024 kunjungan wisatawan mancanegara(wisman) ke Sumbar melalui pintu masuk Bandara Internasional Minangkabau (BIM) adalah sebanyak 6.041 kunjungan, mengalami penurunan sebesar 19,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumbar di November 2024 adalah sebesar 49,50 persen, mengalami kenaikan sebesar 1,54 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya.
"TPK hotel non bintang di Sumbar pada November 2024 adalah sebesar 18,55 persen, naik 0,66 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya. Rata-rata lama menginap tamu di hotel berbintang pada November 2024 tercatat sebesar 1,23 hari, turun 0,01 hari dibandingkan bulan sebelumnya," tandasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, untuk jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada November 2024 mengalami penurunan sebesar 4,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan jumlah penumpang angkutan udara yang datang di BIM pada November 2024 mengalami penurunan sebesar 12,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Untuk jumlah barang yang dimuat melalui angkutan laut dalam negeri Sumbar pada November 2024 mengalami penurunan sebesar 5,29 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Dan jumlah barang yang dibongkar melalui angkutan laut dalam negeri Sumatera Barat pada November 2024 mengalami penurunan sebesar 13,75 persen dibandingkan bulan sebelumnya,"imbuhnya.
Selain itu, jumlah barang yang dimuat melalui angkutan laut luar negeri Sumbar pada November 2024 mengalami peningkatan sebesar 7,13 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Dan jumlah barang yang dibongkar melalui angkutan laut luar negeri Sumatera Barat pada November 2024 mengalami peningkatan sebesar 28,68 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan, jumlah penumpang kereta api pada November 2024 pada kelas ekonomi lokal mengalami peningkatan sebesar 1,55 persen dibanding bulan sebelumnya. Jumlah barang yang dimuat kereta api pada November 2024 mengalami penurunan sebesar 23,70 persen dibanding bulan sebelumnya.
Sementara itu, nilai untuk ekspor yang berasal dari Sumbar pada November 2024 sebesar US$220,26 juta, terjadi penurunan sebesar 9,66 persen dibanding ekspor Oktober 2024.
Golongan barang yang paling banyak diekspor pada November 2024 adalah golongan lemak & minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$178,09 juta, diikuti golongan karet dan barang dari karet (HS 40) sebesar US$9,06 juta, dan golongan berbagai produk kimia (HS 38) sebesar US$6,51 juta.
"Nilai impor Sumbar pada November 2024 sebesar US$47,45 juta, terjadi peningkatan sebesar 7,29 persen dibanding impor Oktober 2024. Golongan barang impor pada November 2024 paling besar adalah bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$28,28 juta," tutupnya.PR-07
No comments:
Post a Comment