Jakarta, Pikiranrakyatnews.com---
Komisi Perlindungan Anak Indoneisa (KPAI) menyebut sepanjang 2017 tingkat eksploitasi dan human traffiking pada anak banyak terjadi pada laki–laki.
Komisioner KPAI Ai Maryati menyebut eksploitasi anak di bawah umur di Indonesia banyak terjadi di beberapa wilayah, khususnya wilayan yang menjadi Tujuan Wisata (DTW).
“Paling banyak konsen kami untuk eksploitasi anak banyak terjadi di DTW. Saat ini eksploitasi seksual anak laki–laki lah yang masuk dalam korporat seksual. Ini tren terbaru. Temuan KPAI dua tahun terakhir itu adalah laki-laki korban tertinggi kekerasan seksual,” ungkapnya kepada Okezone, Sabtu, (23/12).
Maryati menjelaskan kekerasan anak laki-laki saat ini banyak disalahgunakan sebagian orang untuk meraub keuntungan. Berbagai modus juga dilakukan oknum tersebut untuk menjerumuskan anak pada kekerasan seksual dan perdagangan anak.
“Anak laki-laki banyak yang disodomi dan diperjualbelikan pada kaum gay. Anak-anak ini juga banyak dieksploitasi untuk melakukan adegan serta foto-foto untuk dijualbelikan,” ucapnya.
Dan mereka yang jadi korban justru berpotensi menjadi pelaku berikutnya. Mereka berpotensi bisa menyodomi yang lain.
Maryati merinci, saat ini KPAI sudah memetakan beberapa zona yang disinyalir sebagai tempat perdagangan orang dan eksploitasi anak.
“Di Bali ada satu lokasi yang memang di situ terkenal sebagai surga pedofil. Selain itu di Bogor, Sukabumi dan juga Lampung. Ini kejahatan human traffiking dan HAM, pemerintah harus serius menangani ini,” tandasnya.
Bareskrim Polri sebelumnya menyatakan terdapat 1.078 perempuan dewasa dan lima anak-anak jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Total korban mencapai 1.083 jiwa.
Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, angka kasus perdagangan manusia tersebut merupakan pengungkapan dari jaringan Arab, Malaysia dan Tiongkok.PR008
No comments:
Post a Comment