Yangon, Pikiranrakyatnews.com---
Militer Myanmar melaporkan kembali terjadi serangan yang dilakukan oleh kelompok militan Rohingya di Rakhine State. Kelompok militan tersebut menyerbu sebuah kendaraan hingga mengakibatkan tiga orang, termasuk dua anggota aparat keamanan, luka-luka.
Pihak militer tidak mengidentifikasi secara spesifik kelompok mana yang terlibat dalam serangan tersebut. Mereka hanya mengatakan pelaku serangan tersebut adalah ‘teroris ekstremis Bengal ARSA’.
Serangan terhadap aparat keamanan diketahui menjadi sumber dari aksi kekerasan pihak militer Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya di Rakhine State pada Agustus 2017. Kekerasan tersebut mengakibatkan sedikitnya 650 ribu warga Rohingya menyeberang ke Bangladesh untuk menyelamatkan diri.
Militer Myanmar berdalih tindakan tegas itu dilakukan demi memberantas kelompok militan ARSA (Tentara Pembebasan Arakan Rohingya) yang kerap berlindung di rumah-rumah warga. Akan tetapi, tindakan yang diwarnai diskriminasi itu dianggap oleh dunia internasional sebagai pembersihan etnis.
Kelompok militan ARSA yang menyerang sekira 30 pos di perbatasan pun mulai mengurangi serangan mereka sejak 25 Agustus 2017. Kendati masih ada serangan-serangan kecil, skalanya tidak sebesar serangan terakhir pada pertengahan tahun lalu.
Pemerintah Myanmar dan Bangladesh beberapa waktu lalu mencapai kesepakatan untuk memulangkan ratusan ribu warga etnis Rohingya ke asalnya. Akan tetapi, proses repatriasi itu diyakini tidak akan berlangsung dengan cepat karena beberapa isu, seperti jaminan keamanan bagi etnis Rohingya di Rakhine State.okezone/pikiranrakyatnews.com/PR-02
No comments:
Post a Comment