Washington, Pikiranrakyatnews.com--
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan intelijen AS telah melihat beberapa tanda bahwa Beijing telah memindahkan beberapa sistem senjata ke Kepulauan Spratly dalam sebulan terakhir atau lebih.
Pejabat itu mengatakan bahwa menurut penilaian intelijen AS, rudal-rudal China dipindahkan ke Fiery Cross Reef, Subi Reef dan Mischief Reef di Kepulauan Spratly dalam 30 hari terakhir.
Sekadar diketahui Kepulauan Spratly jadi sengketa sejumlah negara Asia yang memiliki klaim di wilayah tersebut, termasuk Vietnam dan Taiwan.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyuarakan peringatan tentang konsekuensi yang akan dihadapi China atas aksi militerisasi di Laut China Selatan. Peringatan ini muncul setelah Beijing dilaporkan memasang rudal jelajah anti-kapal dan sistem rudal surface-to-air di tiga titik di kawasan sengketa tersebut.
Gedung Putih mengatakan konsekuensi yang akan dihadapi China termasuk konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang.
Masalah Laut China Selatan telah berkembang selama bertahun-tahun, dengan China, Filipina, Brunei, Malaysia dan Vietnam membuat klaim yang bertentangan di perairan yang memiliki rute pelayaran global penting itu. Wilayah perairan ini juga diyakini memiliki cadangan minyak dan gas alam yang signifikan.
Kementerian Luar Negerinya mengatakan China memiliki kedaulatan yang tidak dapat dibantah atas Kepulauan Spratly. Tindakan terkait masalah pertahanan yang dilakukan oleh China adalah semata bertujuan untuk kebutuhan keamanan nasional dan tidak ditujukan untuk menyerang negara manapun. "Mereka yang tidak berniat untuk melanggar kedaulatan China tidak perlu khawatir," kata juru bicara kementerian Hua Chunying.
Kementerian Pertahanan China tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar tetapi sebelumnya menekankan bahwa pulau-pulau itu "bagian dari wilayah China" dan bahwa itu terserah China untuk memutuskan apa yang dilakukannya di sana.009
No comments:
Post a Comment