NEWYORK, PIKIRANRAKYATNEWS.COM
Seorang diplomat Rusia dalam forum pertemuan PBB menyatakan bahwa negaranya telah mempersiapkan diri untuk berperang. Andrey Belousov, Wakil Direktur Bidang Pengetatan Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia, menyampaikannya setelah rancangan resolusi mereka ditolak.
Diwartakan Russian Today Sabtu (27/10), Rusia bermaksud mengajukan rancangan resolusi PBB agar mempertahankan Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF).
Presiden Xi Perintahkan Militernya Bersiap untuk Berperang Perjanjian tersebut dibuat pada 1987 oleh Presiden Amerika Serikat ( AS) Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev.
Rancangan itu ditolak dalam Pertemuan Pertama PBB karena dianggap telah melewati tenggat waktu pengajuan usulan pada 18 Oktober lalu. Belousov mengatakan, dalam pertemuan tersebut diplomat AS mengatakan Negeri "Beruang Merah" sedang mempersiapkan diri untuk berperang.
"Ya, saya bisa mengonfirmasinya. Saat ini kami sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi perang," tegas Belousov. Dia menuturkan kebijakan Rusia membangun persenjataan maupun melangsungkan latihan militer merupakan bentuk kesiapan mereka untuk mempertahankan tanah air.
"Kami tengah mempersiapkan diri untuk melindungi negara, teritori kami yang berintegritas, prinsip, nilai-nilai, maupun rakyat kami," kata Belousov. Dia melanjutkan, Moskow tidak akan mencari konfrontasi. Dia mempertanyakan alasan AS menolak rancangan resolusi PBB maupun berniat keluar dari INF.
"Saat ini, fakta yang bisa saya lihat adalah Federasi Rusia mempersiapkan diri untuk berperang. Sedangkan AS mempersiapkan perang," tuturnya dilansir Radio Free Europe. Dia mengaku tidak bisa memahami sikap negara Eropa lain seperti Inggris, Jerman, dan Perancis yang juga menolak rancangan resolusi itu. Sebabnya, dia melihat negara tersebut merupakan pendukung INF. "Jujur saja, saat ini saya tak bisa mengerti posisi mereka," keluhnya. Sikap negara itu, lanjut Belousov, bakal membuat dunia menjadi tempat yang berbahaya, dan berjanji Rusia bakal melakukan aksi balasan.007/kompas.com
No comments:
Post a Comment