Tanah Datar, Pikiranrakyatnews.com--
Hujan lebat yang mengguyur sebagian bumi Kabupaten Tanah Datar, Sabtu-Minggu (3-4/11), telah menyebabkan terjadinya tanah longsor yang menimbuni badan jalan raya. Akibatnya, arus transportasi masyarakat pun jadi tersendat. Petugas terlihat berjibaku membersihkan material longsoran.
Berdasarkan informasi kebencanaan yang disebarluaskan melalui Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD Tanah Datar, sedikitnya ada delapan titik longsoran yang menimbun badan jalan yang menghubungkan Mawar I dan Mawar II di Nagari Lubuak Jantan, hingga Tanjuang Lansek dan Pamusihan di Nagari Tanjuang Bonai.
Longsoran yang terjadi pada Sabtu (3/11) itu, dilaporkan baru satu titik yang sudah selesai dibersihkan dan sudah bisa dilewati kendaraan roda dua, sementara tujuh titik lainnya masih dalam usaha pembersihan, baik oleh BPBD maupun jajaran relawan kebencanaan nagari.
Informasi dari masyarakat setempat, Arian, longsoran juga mengenai sebuah rumah warga.
Sementara itu, pada Minggu (4/11), longsoran terjadi di KM 16 jalan provinsi yang menghubungkan Batusangkar dengan Piladang. Longsoran yang menutup total badan jalan itu terjadi selepas pertigaan Tabekpatak-Baso-Piladang, perssnya di Jorong Sawah Parik, Nagari Tanjuang Alam.
Di kawasan itu, sedang dilakukan pelebaran jalan dengan mengikis tebing-tebing yang ada. Akibatnya, arus lalu lintas tersendat dan tak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat ke atas. Pekerja pelebaran jalan dengan dibantu masyarakat, terlihat berupaya menyingkirkan material yang menimbun jalan.
Kabupaten Tanah Datar memang termasuk dalam rawan banjir dan tanah longsor. Peristiwa terkhir terjadi di Nagari Tanjuag Bnai pada Kamis (11/10) yang menelan enam korban jiwa.
Berdasarkan kajian Badan Geologi pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), potensi galodo susulan masih ada ada. Masyarakat di daerah hilir sungai agar selalu waspada, apabila di daerah hulu terjadi tanda-tanda hujan lebat dengan waktu cukup lama, meskipun di daerah hilir tidak hujan. Disarankan, masyarakat menghentikan aktifitas dan menjauh dari bantaran sungai, mengungsi ke lokasi yang aman, karena lokasi ini masih berpotensi untuk terjadi banjir bandang susulan.
Demikian salah satu remokendasi yang dikeluarkan Badan Geologi pada Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), usai melakukan pemeriksaan kondisi geologis kawasan bencana galodo, Selasa (16/10), dan dirilis Robert dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Datar, Rabu (17/10) silam.
Rekomendasi lain yang dikeluarkan adalah: apabila masyarakat mengetahui terdapat genangan-genangan atau pembendungan sungai di bagian hulu, agar segera melaporkan kepada aparat terdekat; membuat tanggul penahan luapan banjir bandang pada lereng tebing sungai dan tanggul sungai yang jebol dengan kuat, dan tidak melakukan penebangan pohon pada lereng bagian atas.
Masyarakat dan semua pihak juga diminta untuk menghindari penggundulan hutan, serta perlu ditanami tanaman keras di antara tanaman palawija dan kebun masyarakat; tidak membuat rumah atau bangunan lainnya di tepi sungai, kelokan sungai dan muara sungai, karena berpotensi terlanda banjir bandang; kawasan 200 meter dari jembatan ke sebaran lumpur sepanjang jalan dijadikan kawasan merah, tidak boleh mendirikan bangunan di kawasan tersebut.
Tim Badan Geologi PVMBG juga merekomendasikan agar dipasang garis pembatas daerah landaan banjir bandang; penataan dan pengendalian air permukaan dengan membuat saluran drainase di lereng maupun sekitar jalan raya; melakukan penghijauan di Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan tanaman keras, berakar kuat dan dalam yang dapat berfungsi menahan lereng; serta perlu dilakukan sosialisasi kebencanaan, khususnya gerakan tanah dan banjir bandang oleh pemerintah daerah.005
No comments:
Post a Comment