![]() |
Sexri Budiman |
Padang, Pikiranrakyatnews.my.id
Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Sumatera Barat bersama Dinas Kebudayaan Sumbar menggelar lomba cipta lagu Minang Nasional terbuka hingga tingkat nasional.
Pesertanya tak hanya dari Padang, namun dari Bandung, Riau, Jakarta dan daerah lain di Indonesia. Hingga saat ini sudah masuk lebih dari 55 karya lagu Minang. Mendaftar melalui link yang disediakan oleh Dinas Kebudayaan Sumbar.
Kepala Seksi Pergelaran dan Pameran Seni Budaya UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Sumbar, Sexri Budiman kepada wartawan mengatakan, lomba tersebut sudah dimulai pendaftaran dan pengiriman karya lagu Minang pada Maret tahun 2022 lalu. Pendaftaran ditutup pada 26 September 2022 dan penjurian pada 28 September 2022 serta pengumumannya pada 5 Oktober 2022 atau saat penutupan Pekan Budaya Sumbar.
Dewan jurinya, dari seniman, budayawan akademisi, musisi dan PAPPRI Sumbar.
Lebih jauh disebutkan, dari semua karya yang masuk dipilih sebanyak 10 lagu karya terbaik. Setelah didapat 10 karya terbaik tersebut, lalu dilakukan perekaman lagu tersebut yang dibawakan oleh penyanyi muda Minang yang punya nama di Sumbar.
Kemudian pada 12 November 2022 digelar lagi 10 karya lagu Minang terbaik tersebut untuk memilih juara 1 hingga 3.
Dikatakan, tema lomba cipta lagu Minang ini bebas namun yang terpenting adalah diksinya Minang yang mengandung unsur sindiran, alam, kias.
Dalam melodi diarahkan tradisi, baik tradisi darek maupun tradisi pesisir.
Dijelaskan, banyak lagu Minang yang muncul saat ini tak sesuai sesuai dengan kaidah Minang lolos ke masyarakat melalui media sosial dan YouTube. Berbeda dengan kondisi sebelumnya, lagu Minang untuk bisa muncul kemasyarakatan itu harus melalui proses yang panjang dan betul-betul diseleksi sesuai dengan kaidah Minang.
Guna untuk meluruskan itu dan memberikan pemahaman yang jelas kepada masyarakat, maka dimunculkanlah lomba lagu Minang tersebut.
Dijelaskannya, lagu Minang itu bermartabat bukan bersyahwat. Artinya lagu Minang tersebut, memiliki nilai tontonan, tuntunan, kesantunan. Lagu Minang salah satu aset kebudayaan Sumatera Barat kini sudah banyak dinyanyikan oleh generasi muda yang 'lari' dari kaedah Lagu Minang sebenarnya. Kondisinya saat ini, banyak ditemukan di media sosial seperti You Tube Lagu Minang tersebut dinyanyikan yang tak sesuai lagi.
Ini menjadi dilema dan sekaligus tantangan ke depannya, untuk mengatasi persoalan tersebut. Bahkan, tak sedikit dari Lagu Minang dibawakan di media sosial tersebut 'menjatuhkan' karya asli Lagu Minang tersebut dengan improvisasi yang dibuat.
Dikatakan, persoalan lain penyanyi yang menyanyikan Lagu Minang di media sosial itu pun juga belum layak kemampuannya untuk menjadi penyanyi apalagi membawakan Lagu Minang yang memiliki cirikhas tertentu. Mereka mampu membawakan Lagu Minang itu hanya karena hasil editing saja kemajuan teknologi.
Paling parah lagi, dari sisi kesantunan baik dari berpakaian, gambar, video klipnya yang banyak tak sesuai lagi dengan adat Minang.
"Kita takut, Lagu Minang yang banyak muncul di medsos menjadi standarisasi generasi muda saat ini termasuk orang luar yang baru mengenal lagu minang. Tentu ini menjadi bumerang dan menjatuhkan Lagu Minang itu sendiri. Lomba yang digelar kali inilah untuk meluruskannya,"imbuh Sexri Budiman.PR-09
No comments:
Post a Comment