Padang, Pikiranrakyatnews.my.id
Pargelaran Tari Rantak dan Cewang Karya Gusmiati Suid sukses dilaksanakan, 10-11 September lalu di lantai IV Dinas Kebudayaan Sumbar. Terpilih 5 terbaik kategori anak - anak dan 5 terbaik tingkat remaja.
Kepala Taman Budaya Sumbar, Hendri Fauzan didampingi Kepala Seksi Pargelaran dan Pameran Seni Sekri Budiman saat penutupan pargelaran tersebut mengatakan, kegiatan itu berlangsung selama 2 hari, yang diikuti oleh puluhan sanggar dan komunitas tari di Kota Padang.
Setiap sanggar/komunitas yang berpartisipasi mengirim satu group anak-anakyang terdiri atas 5 orang penari dan satu grup remaja yang terdiri atas 6 orang. Penari anak-anak berusia 6-12 tahun dan penari remaja berusia 13-19 tahun.
"Kita bangga pelaksanaan pargelaran tersebut sukses sekaligus lebih menghidupkan kembali Tari Rantak dan Cewang Karya Gusmiati Suid cukup mengharumkan nama Sumatera Barat seantero dunia,"ujar Hendri Fauzan.
Disebutkannya, 5 terbaik kategori anak-anak tersebut Sanggar Galatiak Minang, Sanggar Alang Babega, Sanggar Sayak Nan Landai, Sanggar Taratak Bundo, Sanggar Galitiak Pitameh.
Lalu 5 terbaik kategori remaja berhasil diraih Sanggar Mutiara Minang, Sanggar Satampang Baniah, Sanggar Bundo Kanduang, Sanggar Saiyo Sakato, Sanggar Pandan Sarumpun.
Kepala Dinas Kebudayaan, Syaifullah mengatakan, festival tari karya Gusmiati Suid untuk tingkat anak-anak dan remaja se-Kota Padang.
Pemerintah Sumatera Barat dalam hal ini, UPTD Taman Budaya sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, yang berfungsi sebagai labor dan etalase seni budaya. Gusmiati Suid adalah salah seorang maestro tari yang dimiliki Sumatera Barat. Yang juga telah mengharumkan bangsa ke seantero dunia. Pagelaran Tari Rantak dan Cewang karya Gusmiati Suid bertujuan untuk mengenang hari wafatnya Gusmiati Suid pada tanggal 28 September 2001, mensosialisasikan kembali Tari Rantak dan Tari Cewang karya Gusmiati Suid sesuai yang asli pada sanggar/komunitas se-Kota Padang.
Selanjutnya, Memotivasi para koreografer dan penata tari muda agar terus berproses dan memberikan fasilitas untuk bersilaturahmi sanggar-sanggar yang ada di kota Padang.
Total hadiah yang diberikan Rp40 juta untuk 10 sanggar dari 2 kategori. Jadi, masing-masing grup mendapatkan hadiah Rp4 juta. Jadi, bukan hadiah itu yang utama buat peserta namun bagaimana menampilkan tari yang maksimal dan bisa meraih terbaik.
Gusmiati Suid adalah salah seorang maestro tari yang dimiliki Sumatera Barat yang juga telah mengharumkan bangsa ke seantero dunia. Pagelaran Tari Rantak dan Cewang karya Gusmiati Suid bertujuan untuk mengenang hari wafatnya Gusmiati Suid pada tanggal 28 September 2001, mensosialisasikan kembali Tari Rantak dan Tari Cewang karya Gusmiati Suid sesuai yang asli pada sanggar/komunitas se-Kota Padang.
Pada tempat yang sama anggota DPRD Sumbar, Hidayat mengatakan, kegiatan ini berasal dari dana pokirnya yang mengangkat tari paling populer di antara tari kreasi (pendek) yang diciptakan. Karya ini dinobatkan sebagai salah satu tari kreasi terbaik di tingkat nasional di tahun 1975.
Selain itu, karya ini pernah menjadi mata pelajaran wajib di SMKI di seluruh Indonesia. Sampai saat ini Tari Rantak sering ditampilkan oleh sanggar-sanggar kesenian. Karya ini dapat ditarikan oleh laki-laki dan perempuan. Sedangkan Tari Cewang (di Langik) lebih dominan ditarikan oleh perempuan atau anak-anak. PR-09
No comments:
Post a Comment