Padang,Pikiranrakyatnews.my.id--Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sebagai sebuah akidah yang muncul dari pemikiran Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur AlMaturidi tidak membatasi diri dari kehidupan bernegara. Bahkan fiqih
siyasah menjadi dasar bagi para ulama untuk mengonsep korelasi hukum Islam dengan prinsip kebangsaan dan kenegaraan.
Hal itu ditegas guru besar Universitas Islam Negari (UIN) Imam Bonjol Padang Prof. Dr.Asasriwarni menjawab Singgalang di kantornya, baru-baru ini.
Disebutkannya, Pentingnya
paham
Aswaja
untuk
mewujudkan
wawasan
kebangsaan dan Indonesia.
Lebih jauh disebutkan, Manifestasi Aswaja terhadap kehidupan bernegara terdiri dari tiga
hal. Pertama, Negara nasional (yang didirikan bersama oleh seluruh
rakyat) wajib dipelihara dan dipertahankan eksistensinya. Kedua,
penguasa negara (pemerintah) yang sah harus ditempatkan pada
kedudukan yang terhormat dan ditaati, selama tidak menyelewengkan,
memerintah ke arah yang bertentangan dengan hukum dan ketentuan
Allah SWT. Ketiga, kalau terjadi kesalahan dari pihak pemerintah, cara memperingatkannya melalui tata cara yang sebaik-baiknya.
Ketiga menifestasi Aswaja dalam konteks kehidupan berbangsa
bernegara yang juga menjadi prinsip akidah Nahdlatul Ulama
memainkan peran penting untuk memperkuat suatu bangsa. NU
sebagai civil society telah mempraktikkan bagaimana agama dan
nasionalisme tidak bertentangan, bahkan saling memperkuat sehingga
nasionalisme tidak kering dan mempunyai pijakan moral, sedangkan
agama tidak kehilangan pijakan dakwahnya.
Konsep negara nasional atau negara bangsa (nation state) dalam catatan Abdul Muni’im DZ (Piagam Perjuangan Kebangsaan, 2011).
Dikatakan, sejak zaman Nabi Muhammad SAW. masalah
keagamaan dan kebangsaan bukan untuk dipertentangkan, keduanya
saling melengkapi demi kesejahteraan bangsa dan kenyaman dalam
menjalankan perintah agama, termuat dalam Piagam Madinah.
Dijelaskan, KH.
Hasyim Asy’ari berhasil membuktikan bahwa antara keislaman dengan
keIndonesiaan adalah satu kesatuan. Sebab keduanya berada dalam
satu konsep wadah perjuangan untuk mencapai ridho Alloh SWT.
Ditambahkannya, Islam adalah nilai-nilai luhur yang bersifat universal, sedangkan
keindonesiaan adalah realitas sosial yang harus di isi dengan nilai-nilai itu.PR/09
No comments:
Post a Comment