Jumlah hewan kurban yang dipotong tahun 2024 berjumlah 45 ribu ekor. Jumlah itu meningkat bila dibandingkan tahun lalu sebanyak 38 ribu ekor.
Hal itu ditegaskan Kepala DPKH Sumbar, Sukarli menjawab wartawan di kantornya baru - baru ini.
Terjadi peningkatan jumlah hewan kurban yang akan disembelih saat Idul Adha tersebut sejalan dengan semakin membaiknya ekonomi di Sumbar. Bukan itu saja, namun juga Sumbar sudah aman dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Lebih jauh disebutkan, kemampuan Sumbar untuk memenuhi hewan kurban hanya 60 persen. Sisanya dari luar Sumbar yang berasal dari Nusatenggara Barat (NTB), Lampung dan Bali.
Ditanya tentang dampak kematian hewan kurban pasca bencana alam di Pesisir Selatan, Tanah Datar dan Agam, Sukarli mengatakan, memang banyak hewan kurban yang mati.
Seperti di Pesisir Selatan ada kematian hewan kurban sebanyak 750 ekor, lalu bencana alam baru - baru ini di Tanah Datar dan Agam sekitar dibawah 100 ekor.
"Matinya hewan kurban di daerah bencana tersebut tak berdampak dominan terhadap stok hewan kurban yang ada di Sumbar," kata Sukarli.
Dikatakannya, saat ini tak ada kenaikan harga hewan kurban. Namun, hanya terjadi kenaikan pada biaya transportasi hewan ternak dari daerah asal rata - rata sekitar Rp200 ribu. Sebab, akibat bencana alam dengan terputusnya jalur Padang - Bukittinggi di Padang Panjang membuat jalur berputar dan membutuhkan BBM kendaraan lebih banyak.
Ditambahkannya, dia menyakini hewan kurban yang dikirim sudah aman dan telah diperiksa oleh dokter hewan yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
"Hewan kurban yang dipotong juga tak boleh sapi betina. Kalaupun sapi betina harus yang tidak produktif dan itu dibuktikan dengan surat keterangan hasil pemeriksaan dokter hewan," imbuh Sukarli.PR-09
No comments:
Post a Comment