Tambang batu alam galian C Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Jumat (30/5) longsor dan menewaskan 14 penambang.
Anggota Komisi XII DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Rico Alviano mengatakan longsornya tambang yang menyebabkan korban jiwa harus diusut tuntas. Seharusnya, penambangan dilakukan secara hati-hati dan mengutamakan aspek keselamatan pekerja.
"Saya turut berduka cita atas meninggalnya 14 penambang. Saya minta agar peristiwa longsornya ini diusut tuntas. Kenapa terjadi longsor peristiwa penambangan ini. Siapa yang harus bertanggungjawab, harus diusut tuntas. Harusnya faktor keselamatan pekerja jadi prioritas. Jika terbukti lalai, cabut izin operasional perusahaan," ungkap Rico Minggu (8/06/2025)
Informasi yang beredar dari ESDM Jawa Barat, penyebab longsor berasal dari kesqlahan dalam metode penambangan. Seharusnya metode penambangan dilakukan dari atas dan membentuknya seperti terasering. Tapi pada peristiwa itu, terjadi penambangan dari bawah.
"Jika memang ada kesalahan dalam metode penambangan, harus juga dicari tahu kenapa kesalahan itu terjadi. Apakah ada faktor human error atau karena kesalahan apa. Saya juga minta penambangan ini ditutup untuk proses penyelidikan. Bahkan jika masih berpotensi berbahaya, tutup secara permanen," tambahnya.
Ia meminta agar pemilik izin penambangan bertanggungjawab atas korban jiwa serta korban luka luka yang hingga kini masih menjalani perawatan.
Peristiwa ini, harusnya menjadi momentum agar dilakukan pendataan penambangan-penambangan yang ada di Indonesia serta melakukan identifikasi kerawanan proses penambangan.
Hal senada juga jadi perhatian LBH GP Ansor PW Sumatera Barat, menilai kegiatan tambang musti mengedepankan keselamatan kerja dan menjaga keseimbangan alam.
"Bercermin dari hasil pantauan beberapa aktivis kita tentu prihatin apa yang terjadi di Cirebon. Dan baru baru terjadi pula isu tambang di Tanah Papua.
Raja Empat dengan Keanekaragaman dan sumber daya alam dijadikan tambang nikel hanya kepentingan sendiri, Kita berpikir fikir berpotensial menimbulkan masalah.Jika ancaman-ancaman ini terus berlanjut, kerusakan yang ditimbulkan bukan hanya akan merugikan Raja Ampat dan Papua, tetapi juga seluruh dunia. Kehilangan biodiversitas dan budaya di wilayah ini akan berdampak pada keberlanjutan ekosistem global yang saling terhubung,"beber Eko Kurniawan,SH ketua LBH GP Ansor PW Sumatera Barat.PR-08
No comments:
Post a Comment