Padang, Pikiran rakyatnews.com--
Saat ini peredaran narkoba semakin menkhawatirkan. Namun, kurang disadari semua pihak anak-anak yang mengelem bahayanya lebih hebat dari narkoba.
Namun persoalan saat ini, payung hukum untuk memberantas anak-anak mengelem belum ada sehingga baru ditanggani oleh Dinas Sosial .
Hal itu terungkap dalam Dialog pemuda anti narkoba di rangkai dengan buka puasa bersama serta doa untuk negeri dengan tema Ramadhan melawan narkoba menjaga NKRI di aula Kantor Sekretariat Nahdatul Ulama (NU) Sumbar, Rabu (22/5). Kegiatan itu dilaksanakan oleh Badan Anti Narkoba (BAANAR) Pemuda Anshor Sumbar.
Hadir dalam kesempatan itu dari pemuda anshor dan perwakilan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Kota Padang.
Dalam kegiatan tersebut mendatangkan narasumber dari Badan Narkotika Provinsi (BNP) Sumbar. Perwakilan BNP Netdrawati mengatakan, persoalan mengelem jangan dianggap persoalan biasa, namun dampak yang timbul lebih parah 2 kali dari narkoba.
Itu disebabkan, banyak zat aditif terdapat didalamnya yang sangat membahayakan. Oleh sebab itu ke depannya, semua pihak terutama orangtua untuk mengontrol anaknya jangan sampai terlibat narkoba apalagi mengelem tersebut.
Lebih jauh dijelaskan Nedrawati, saat ini juga muncul 46 narkotika baru yang tak masuk dalam UU No.35 tahun 2009 Tentang Narkotika. Kementrian Kesehatan RI belum mengeluarkan keputusan 46 jenis itu dalam narkoba dipayungi dengan aturan hukum yang ada. Sehingga, ini menjadi peluang oleh bandar untuk tetap eksis mengedarkan narkoba tersebut.
Banyak persoalan yang muncul dalam penangganan narkoba di Indonesia, diantaranya demografi Indonesia yang luas dan sangat memungkinkan untuk masuk da beredarnya narkoba, tempat rehabilitasi bagi pecandu narkoba dan pengawasan yang minim.
Lalau, stigma di masyarakat yang malu anaknya ketahuan kecanduan narkoba sehingga tak melaporkannya ke aparat berwewenang untuk ditanggani rehabilitasinya. Di samping itu sistem penegak hukum yang masih lemah dan kerapkalinya tergiur mereka dengan bisnis haram tersebut,
Setelah itu sistem lapas yang perlu dibenahi. Sebab narapidana narkoba di lapas bukan semakin baik, namun semakin tambah parah perbuatan melawan hukumnya.
Kepala BAANAR Sumbar, Adil Rahmat Kurnia Sumbar, dialog ini sengaja digelar bersamaan dengan acara buka puasa bersama sebagai bentuk kepedulian dan prihatinnya peredaran serta penggunaan narkoba saat ini, khususnya di Sumbar.
"Dengan semakin pahamnya generasi muda tentang bahaya narkoba tersebut, setidaknya tidak mengunakan narkoba tersebut. Lalu, bisa juga sebagai corong informasi dan mendukung gerakan pemberantasan narkoba,"ujar Adil.PR-03
No comments:
Post a Comment