Hingga saat ini penangganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi dan kerbau di Sumbar semakin baik.
Dari 22.624 sapi dan kerbau yang terpapar PMK sebanyak 11.279 ekor lebih telah sembuh atau lebih dari 50 persen sembuh. Lalu, sisanya saat ini tengah proses penyembuhan.
Hal itu ditegaskan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sumbar, Drh. Erinaldi melalui Kabid Keswan dan Kesmavet Drh. M.Kamil kepada wartawan baru-baru ini.
Disebutkannya, sejak ditemukannya PMK pada Mei 2022 lalu dii Sumbar sudah sebanyak 17 kabupaten/kota di daerah ini terpapar PMK. Hanya 2 Kabupaten/kota belum terpapar seperti Kabupaten Mentawai dan Kota Bukittinggi.
Selanjutnya, Kota Padang Panjang saat ini sudah berhasil menolkan kasus PMK tersebut alias sudah tak ada lagi.Tentu, diharapkan kabupaten/kota lain bisa mengikuti jejak Kota Padang Panjang.
Dari 22624 ekor yang terpapar tersebut hanya 56 ekor yang mati dan potong paksa 64 ekor. Artinya, sangat kecil kematian dan potong paksa tersebut.
Dikatakan, provinsi Sumbar menerima alokasi vaksin pertama PMK 4200 dosis dengan merek aftofor dari Perancis pada 8 Juni 2022 dan sudah direalisasikan sebanyak 98,4 persen. Lalu, vaksin tahap 2 juga telah diterima sebanyak 32 ribu dosis pada 14 Juli 2022.
Dari dari 32 ribu dosis tersebut sebanyak 4 ribu dosis digunakan untuk vaksin tahap 2 terhadap sapi yang sudah divaksin tahap 1 tersebut.
Dari jumlah tersebut telah terealisasi 77,9 persen dengan merek Aftofor dari Perancis. Kemudian akhir Agustus 2022 diterima lagi vaksin tahap 3 sebanyak 50 ribu dosis dengan merek cafag produksi cina. Saat ini sedang proses realisasi dan ditargetkan pada Oktober Minggu kedua 2022 selesai divaksin.
Dijelaskan, vaksin pertama diberikan fokus pada ternak-ternak sapi milik pemerintah yang ada di UPT. Lalu, vaksin kedua untuk semua ternak sapi perah. Kemudian, vaksin ketiga baru diberikan kepada kelompok-kelompok tani yang telah memilihara sapi secara intensif.
Menurutnya, vaksin tersebut dilaksanakan sebanyak 2 kali dengan jarak 4-6 Minggu setelah vaksin pertama. Lalu, vaksin boster setelah itu dilaksanakan pada tahun 2023 untuk sapi pembibitan.
Masa inkubasi PMK ini, 2-14 hari dengan gejala klinis terjadi pada hari ke 3,4,5,7 hari. PMK ini disebabkan oleh virus yang gejala klinis itu terdapat luka pada mulut, lidah dan gusi, keluar air liur yang berlebihan, terjadi kenaikan suhu tubuh atau demam, ada luka pada kaki.
Pengobatan pada mulut tersebut agak cepat sembuh bila telah diobati atau memakan waktu 3-4 hari. Namun yang agak lama itu sembuh luka pada bagian kaki. Sebab, semakin berat bobot hewan maka semakin lama sembuhnya. PMK tak menular kepada manusia, namun penularan sesama sapi. Perlu cepatnya penanganan PMK ini lebih mengatasi pada dampak ekonominya.
Dia meminta, masyarakat jangan ragu dan takut memvaksin sapi dan kerbau mereka. Sebab, hewan ternak yang sudah divaksin itu sangat kecil kemungkinan terkena PMK.PR-08
No comments:
Post a Comment