Masih Aman, PMK Terkendali di Sumbar

 

Kepala DPKH Sumbar, Ir.Sukarli

Padang, Pikiranrakyatnews--

Hingga kini tak ditemukan penyakit eksotik baru pada ternak baik tingkat nasional maupun di Sumbar. Penyakit Mulut dan Kukuk (PMK) pada sapi dan ternak lain di Sumatera Barat sudah mulai melandai sejak pertengahan tahun 2023 lalu.

Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sumbar Sukarli didampingi Kabid Keswan dan Kesmavet, M.Kamil kepada wartawan di kantornya baru-baru ini.

Disebutkan Sukarli, melandainya kasus PMK tersebut di Sumbar karena vaksin PMK yang teratur dilakukan dan sudah sampai pada tahap 2 dan 3. Dengan demikian, terbentuk kekebalan individu dan komonal pada ternak.

PMK tersebut tak hanya menyerang pada sapi, namun juga pada kerbau, kambing dan babi. Dari empat jenis ternak tersebut, sapi yang paling dominan terserang PMK tersebut.

"Memang yang dominan terserang PMK tersebut adalah sapi, baru kerbau dan  kambing. Namun pada babi boleh dikatakan hampir tak ditemukan di Sumbar,"kata Sukarli.

Lebih jauh disebutkan, terdapat sebanyak 280 ribu ekor sapi di Sumbar dengan sebanyak 150 ribu dikelola secara baik oleh peternak.

Dikatakannya khusus untuk ternak babi di Mentawai tak ditemukan penyakit PMK. Selanjutnya, untuk penyakit eksotis baru pada ternak tak ada dan boleh dikatakan cukup aman.

Tinggal lagi, bagaimana mempertahankan kondisi PMK tersebut tetap landai hingga Sumbar bebas dari PMK.

"Jadi PMK boleh dikatakan sudah terkendali di Sumbar dan tak perlu masyarakat khawatir lagi,"jelas Sukarli.

Pada tempat yang sama, M.Kamil menambahkan, untuk tetap mempertahankan kondisi Sumbar landai PMK maka DPKH Sumbar mengajukan penambahan vaksin PMK sebanyak 20 ribu dosis ke pemerintah pusat pada tahun ini.

Menurutnya, dalam mengatasi PMK ini juga diminta masyarakat untuk aktif memvaksin ternaknya.  Masyarakat bisa meminta dan koordinasi pada Puskeswan terdekat untuk vaksin PMK tersebut.PR-09